- Back to Home »
- Penelitian Menemukan Adanya Sifat Anti-Kanker Pada Madu
Posted by : Dinii
Senin, 23 Maret 2015
Ada beberapa makanan di sekitar kita yang sejatinya menawarkan berbagai manfaat kesehatan dan sifat penyembuh yang kuat bagi tubuh. Madu adalah salah satunya. Dibuat melalui hasil kerja keras lebah, cairan manis ini memiliki potensi yang baik lebih dari hanya sekedar pelengkap roti atau pemanis minuman. Hal ini karena madu diyakini mempunyai sifat anti-kanker.
Madu memiliki berbagai sifat penyembuh yang baik
Manfaat kesehatan dari madu memang sungguh luar biasa, yakni memiliki sifat antibiotik, antibakteri, antivirus, antijamur, dan lain sebagainya. Sebuah tinjauan baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal Molecules mencoba mengidentifikasi bagaimana madu bekerja untuk mengatasi berbagai jenis kanker. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa flavonoid dan asam fenolat adalah senyawa utama dalam sifat anti-kanker pada madu.
Sebagian besar flavonoid dalam madu adalah fitoestrogen (phytoestrogens), yang berarti senyawa tersebut mudah berikatan dengan reseptor estrogen, berpotensi meningkatkan pengaruh positif yang flavonid miliki pada kanker reseptor estrogen positif. Selanjutnya, beberapa (tidak semua) madu dapat menargetkan sel-sel kanker secara selektif dalam “sitotoksisitas selektif (selective cytotoxicity)”, di mana sel-sel kanker dibunuh, namun sel sel-sel sehat di dekatnya tetap hidup dan tersisa sendirian.
Sifat anti-kanker Madu ini telah berada di bawah mikroskop selama bertahun-tahun. Penelitian telah menghubungkannya ke hasil positif dalam berbagai bentuk kanker termasuk hati, usus, prostat, kandung kemih, endometrium, kulit, serviks, paru-paru, mulut, tulang, dan karsinoma sel ginjal.
Di dalam jurnal Molecules, dinyatakan sebagai berikut:
“Madu merupakan produk alami yang menunjukkan efek potensial dalam menghambat atau menekan perkembangan dan laju dari tumor dan kanker. Sifat antiproliferatif, antitumor, dan antikankernya dimediasi melalui mekanisme yang beragam, termasuk penangkapan siklus sel, aktivasi jalur mitokondria, induksi mitokondria luar membran permeabilisasi, induksi apoptosis, modulasi stres oksidatif, ameliorasi peradangan, modulasi sinyal insulin, dan penghambatan angiogenesis pada sel kanker.
Madu sangat selektif terkait sitotoksik (dalam membunuh sel) terhadap sel tumor atau kanker ketika sedang non-sitotoksis pada sel-sel normal. Hal ini dapat menghambat cancerogenesis dengan memodulasi atau mengganggu proses-proses molekuler atau peristiwa inisiasi, promosi, dan tahap perkembangan. Oleh karena itu, madu dapat dianggap sebagai agen antikanker yang potensial dan menjanjikan yang menjamin penelitian lebih lanjut baik secara penelitian eksperimental atau klinis.”
Para peneliti mulai memahami banyaknya manfaat anti-kanker pada madu yang potensial. Namun sebagaimana yang dipelajari, hal itu menjadi jelas bahwa makanan penyembuh alami ini bisa berperan sangat baik dan efektif sebagaimana halnya pada pengobatan konvensional seperti kemoterapi.
Sebagai fakta tambahan, sebuah studi baru telah membandingkan efek madu Tualang dan obat kemo pada kanker payudara, menemukan bahwa hal itu sebanding dengan efek dari tamoxifen (obat kemoterapi konvensional) namun tanpa ada efek samping.